World Bridge Teams Championship, Apa Itu?

0
61

Oleh : Bert Toar Polii

Tidak perlu kaum awam, penggemar bridge sendiripun sering dibuat bingung dengan berbagai bentuk Kejuaraan Dunia Bridge yang digelar oleh World Bridge Federation (WBF).

Mengapa? Karena setiap tahun berbeda tergantung tahun ganjil atau tahun genap.

Karena tahun ini adalah tahun ganjil, tukang bridge akan membahas tentang The World Teams Championship, turnamen dengan kategori tertinggi yang digelar dua tahun sekali.

Mungkin untuk memudahkan, event ini bisa disebut mirip dengan Piala Dunia dalam olahraga sepakbola.

Kejuaraan yang diberi nama World Bridge Teams Championship pertama kali digelar tahun 1950 di Bermuda.

Event ini awalnya hanya mempertandingkan nomor open team untuk memperebutkan lambang supremasi bridge dunia, Bermuda Bowl.

Venice Cup untuk Woman Team baru ditambahkan pada tahun 1974 di Venesia, Italia, d’Orsi Seniors Trophy untuk kategori senior team menyusul 2001, Ernesto d’Orsi, Mantan Presiden WBF dan anggota Komite Kehormatan WBF dan Dewan Eksekutif WBF, mempersembahkan Trofi Senior d’Orsi untuk pemenang Kejuaraan ini di Brasil pada tahun 2009.

Terakhir ditambahkan Wuhan Cup untuk nomor mixed team , dimulai pada tahun 2019 di Wuhan, China.

Selain itu ada World Transnational Open Teams – WTOT – yang dimulai pada tahun 1997 di Tunisia.

Event terakhir biasanya diselenggarakan setelah babak penyisihan The World Team Championship selesai dan boleh diikuti siapa saja, tanpa kualifikasi apa pun, untuk semua tim,nasional atau transnasional.

Tahun ini akan digelar 46th WORLD BRIDGE TEAMS CHAMPIONSHIPS di Movenpick Mansour Eddahbi Palais des Congrès Marrakech. Marrakech, Morocco pada tanggal 20 Agustus – 2 September 2023.

Indonesia sendiri telah menyelenggarakan event bergengsi ini pada tahun 2013 di Bali.

Menarik memang karena sebagian besar event ini justru tidak digelar di ibu kota negara penyelenggara.

4 event terakhir, 2022 di Salsomaggiore Italia (seharusnya digelar 2021 tapi karena pandemic jadi tertunda), 2019 di Wuhan, China, 2017 di Lyon Perancis dan 2015 di Chennai, India.

Prestasi terbaik Indonesia pada event ini adalah Runner-up Venice Cup 2011 di Veldhoven, Belanda dengan para pemain Lusje Bojoh, Joice Tueje, Kristina Wahyu Murniati, Suci Amita Dewi, Fera Damayanti dan Riantini dan Runner-up d’Orsi Senior Trophy pada tahun 2005 di Estoril, Portugal dengan para pemain Denny Sacul, Henky Lasut, Eddy Manoppo, Amiruddin Jusuf,Munawar Sawiruddin dan Arwin Budirahardja, 2007 di Sanghai China dengan para pemain Henky Lasut, Eddy Manoppo, Denny Sacul, Ferdinand Waluyan, Munawar Sawiruddin dan Toto Lubis dan 1st Runner-up pada tahun 2009 di Sao Paolo, Brazil dengan para pemain Henky Lasut, Eddy Manoppo, Denny Sacul, Munawar Sawiruddin, Bambang Hartono dan Arianto Karna Djajanegara.

Bagaimana keikutsertaan Indonesia pada tahun ini di Marrakech, Morocco?
Keikutsertaan Indonesia akan ditentukan ketika mengikuti 53rd Asia Pacific Bridge Federation Championships yang akan berlangsung di Crowne Plaza Hong Kong pada tanggal 9-17 Junin 2023.

Indonesia telah memastikan akan mengikuti 4 nomor yang dipertandingkan di Hongkong, yaitu Open team yang akan diwakili tim dari Djarum Bridge Club demikian juga dengan nomor Senior team karena Djarum Bridge Club memenangkan seleksi untuk itu.

Dua nomor lagi, PB Gabsi akan menetapkan sendiri pemainnya yang pasti tidak akan jauh-jauh dari pemenang nomor putri dan mixed pada The 4th Asia Cup yang lalu dimana kedua tim ini meraih juara pertama.

Penentuan untuk berlangsung seperti ini di Hongkong nanti. Pada tanggal 9-15 Juni akan diadakan APBF Championship untuk 4 nomor diatas.

Peringkat satu event ini otomatis akan menjadi wakil zone VI pertama. Tapi karena ada wakil zone VII Australia dan Selandia Baru yang ikut, jika mereka yang juara maka peringkat berikutnya yang diambil.

Selanjutnya untuk menentukan dua tim lainnya maka peringkat 2-5 dari zone VI akan ikut babak play-off pada tanggal 16-17 Juni.

Peringkat 2 akan berhadapan dengan peringkat 3 dan peringkat 4 melawan peringkat 5.

Pemenang antara peringkat 2 vs 3 akan menjadi wakil Zone VI yang kedua. Wakil terakhir akan ditentukan oleh pemenang 4 vs 5 melawan yang kalah dari 2 vs 3. Pemenangnya nanti yang jadi wakil ketiga zone VI.

Pengalaman 2 event terakhir, di Wuhan kita meloloskan Open, Mixed dan Senior di Salsomaggiore meloloskan Putri dan Mixed tapi karena pandemic tidak jadi berangkat.Harapannya semoga hasil lebih baik di Hongkong nanti dengan meloloskan 4.(Penulis adalah pemain bridge nasional).

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here