Catatan Pinggir Yon Moeis: EURO 2024 BOLEH BERAKHIR, TAPI SEPAK BOLA TIDAK AKAN PERNAH PERGI

0
14
Twitter
WhatsApp

Yon Moeis Adalah Wartawan Senior Peliput Sepakbola

TERNYATA sepak bola bisa lebih kejam dibanding lagu-lagu Obbie Messakh. “Hati Yang Luka” — lagu yang ditulis Obbie dan dinyanyikan Betharia Sonata — telah merobek-robek perasaan banyak wanita, hingga berkeping-keping.

Tapi itu tidak seberapa dibanding kehancuran hati dan perasaan pemuja negara sepak bola yang tersingkir di EURO 2024 yang partai puncak berlangsung Senin, 15 Juli nanti yang, mempertemukan Spanyol Vs Inggris.

Italia boleh tersingkir di 16 besar setelah digebuk Swiss, Jerman pulang ke rumahnya setelah disingkirkan Spanyol. Ini sungguh menyakitkan dan lebih menyakitkan lagi dua partai semifinal; Prancis dipulangkan Spanyol dan Belanda dipaksa balik kandang oleh Inggris.

Saya teringat Antonio Conte, bos Azzuri, yang gagal membawa Italia ke semifinal Euro 2016 setelah dikalahkan Jerman di 16 besar lewat drama adu penalti.

Conte yang menukangi tim nasional Italia (1994 - 2000) dan banyak melatih tim-tim di Italia, pasti hatinya remuk dengan kegagalan itu. Pasalnya, dia diyakini bakal membawa “Azzuri” juara, setelah menempatkan negaranya runner up Euro 2012.

“Tidak ada yang mustahil, jika tidak semuanya akan terlalu mudah. Itulah apa yang hebat tentang tidak hanya sepak bola, tapi juga hidup, ” kata Antonio Conte.

Saya juga mencatat apa yang dikatakan Joseph “Sepp” Blater, ketika ia memutuskan tak akan maju lagi memimpin FIFA pada Kongres 2015, setelah ia memimpin organisasi sepak bola dunia itu sejak 8 Juni 1998.

Skandar suap FIFA, waktu itu, memaksa Blater pulang ke rumahnya dari markas FIFA di Swiss. Ia berusaha tegar, meski banyak yang menduga ini adalah bentuk “runtuhnya keangkuhan” sepak bola.

“Yang penting bagi saya lebih dari apa pun adalah bahwa ketika ini berakhir, sepak bola adalah pemenangnya, ” kata Blater.

Antonio Conte dan Sepp Blater telah memberi pelajaran bagi pecinta sepak bola yang berada hingga sudut-sudut belahan dunia, dimana pun.

Sepak bola bisa lebih kejam. Dia cepat atau lambat berlalu begitu saja. Tapi, jika ada yang pergi, sepak bola akan tetap kembali.

Sejatinya, sepak bola tidak akan pernah pergi dari sisi kehidupan, siapa pun, termasuk pemuja Belanda.TOR-03

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here