Yon Moeis (Wartawan Olahraga Senior)
TIGA tahun berguru bersama Hendry Ch. Bangun di Sportif, rasanya masih kurang. Sejak gabung di majalah olahraga milik Bob Hasan, pada 1983, saya beruntung mendapatkan senior, guru jurnalistik, sekaligus guru kehidupan.
HCB, adalah salah satunya. Di Sportif, ada almarhum Sondang Meliala, almarhum Ahmad Istiqom , Adhi Wargono , Mitra Alamsyah, dan Anto Sudjarwanto. Guru-guru yang memperkenalkan saya pada dunia olahraga.
HCB memperkenalkan saya pada cabang olahraga perairan; wind surfing, layar, selam, ski air, dan mengarahkan saya tuk membuat liputan. Saya pergi ke Bedugul, Kuta, Pantai Losari, dan beberapa pulau di Kepulauan Seribu.
“Yon, kamu berangkat ke Bangkok, ” kata Hendry. Atas kesepakatan Dewan Redaksi, Redpel mas Istiqom, dan Pak Sondang sebagai Pemimpin Redaksi, saya meliput SEA Games Bangkok 1985. Ini merupakan perjalanan pertama saya ke luar negeri.
Di Bangkok, saya berkenalan dengan Atal S Depari senior yang baik hati dan pemberani. Selanjutnya, di Tanah Air, saya bertemu dengan guru-guru yang lain, di antaranya, Prayan Purba Abdul Rahim Loebis Djunaedi Tjunti Agus Tede Asmadi dan banyak lagi.
Setelah liputan SEAG Bangkok, Hendry “hijrah” ke Kompas yang, kemudian memakai kode liputan “HCB”.
Tadi malam menjelang dini hari, HCB dan Atal Sembiring Depari, memperebutkan kursi Ketua Umum PWI Pusat dalam Kongres yang berlangsung di Bandung yang, dimenangkan oleh Hendry Ch. Bangun.
Buat saya ini bukan pertarungan tuk memperebutkan kemenangan dan menerima kekalahan. Sebagai sama-sama wartawan olahraga, saya meyakini, baik HCB maupun A7, kode Atal S. Depari di Harian Suara Karya, ini hanya sebuah pesta kecil yang harus diakhiri dengan senyum dan jabat tangan. Jika ada kemenangan, itu merupakan kesempatan melangkah. Dan jika ada kekalahan, itu merupakan tanda tuk merenung sejenak.
Hendry, Atal, Prayan Purba, adalah tiga dari banyak senior yang saya kagumi dan hormati. Jika besok, atau lusa, para senior itu bisa meluangkan waktu mampir ke Pangkalan Ojek Pasar Kranji, betapa senangnya hati ini; saya pasti akan menghidangkan kopi hangat, sehangat persahabatan mereka yang sudah berlangsung bertahun-tahun.(YON MOEIS)